Belajar Berkata Tidak Ketika Ingin Berkata Ya!
Saya sedang belajar berkata, “Tidak.” Bukan karena saya tidak bisa mengucapkannya, tapi sangat sulit mengucapkan hal tersebut ketika saya ingin berkata, “Ya.”
Rasa-rasanya mengucapkan “Tidak” mengharuskan saya terlebih dulu menguasai sebuah skill / kemampuan.
Ada email dari seseorang yang menginginkan saya bergabung dan membantu proyek kecil mereka. Proyek kecil artinya saya akan hanya menghabiskan waktu paling lama seminggu untuk itu. Jadi mengapa saya harus berkata, “Tidak” ?
Ada chat dari client yang mengatakan dia ingin plugin yang telah saya tulis memiliki kemampuan ini dan itu. Dia berani membayar besar jika saya bisa merealisasikannya. Plugin itu saya yang tulis. Jadi saya tahu bagaimana plugin itu bekerja, dan permintaan sang client masih memungkinkan direalisasikan di WordPress dan PHP. Maka mengapa saya harus berkata, “Tidak” ?
Ada komentar di Facebook Fan Page bahwa pemberi komentar ingin membeli plugin yang saya tulis. Dan dia ingin beberapa permintaan kecil, seperti membantunya menginstallkan plugin itu di websitenya. Menginstall plugin hanya membutuhkan waktu 3-5 menit. Jadi mengapa saya harus berkata, “Tidak” ?
Tentu saja, saya berkata, “Ya”. Saya akan melakukannya untuk Anda.
Tetapi ada problem serius ketika saya terus berkata, “Ya.” Kadang-kadang di saat saya sedang sangat sibuk dan tidak mungkin menerima pekerjaan lagi, saya tetap berkata, “Ya”.
Kadang-kadang ketika saya lagi bersama keluarga atau orang yang saya sayangi, saya tetap berkata, “Ya.” Meski pun dengan “Ya” saya kehilangan waktu bersama mereka.
Kadang-kadang karena saya berkata “Ya.” saya jatuh sakit. Karena saya lupa mengurus kesehatan karena pekerjaan tersebut.
Karena itu saya lagi belajar berkata “Tidak.” Karena itu lebih baik dari “Ya.” pada saat-saat tertentu.
Saya berpikir bahwa keputusan saya banyak yang salah. Saya merasa bahwa keputusan orang-orang terkadang mengarah ke arah jalan yang keliru. Ketika seharusnya kita berkata “Tidak”, kita malah berkata “Ya.” semata-mata karena uang. Kita semua membutuhkan uang. Kita menyukainya. Jadi menolak atau meninggalkannya, rasa-rasanya mustahil.
Jadi saya akan menerima proyek kecil itu dan kekurangan waktu beristirahat.
Jadi saya akan menulis kode pemograman dan menambah fitur plugin itu, dan peluncuran produk lain tertunda.
Jadi saya akan meninggalkan keluarga dan orang-orang yang saya sayangi, yang seharusnya saya bersama mereka di waktu itu.
Jadi saya akan melakukan pekerjaan yang tidak baik.
Saya akan belajar berkata tidak kepada hal-hal yang tidak baik.
Saya akan belajar berkata tidak untuk pekerjaan yang menurut saya tidak baik.
Saya akan berkata tidak ketika saya lagi bersama orang-orang yang saya sayangi, karena saya tahu uang tidak akan bisa membayar kenangan yang saya dapat bersama mereka.
Rasa-rasanya mengucapkan “Tidak” mengharuskan saya terlebih dulu menguasai sebuah skill / kemampuan.
Ada email dari seseorang yang menginginkan saya bergabung dan membantu proyek kecil mereka. Proyek kecil artinya saya akan hanya menghabiskan waktu paling lama seminggu untuk itu. Jadi mengapa saya harus berkata, “Tidak” ?
Ada chat dari client yang mengatakan dia ingin plugin yang telah saya tulis memiliki kemampuan ini dan itu. Dia berani membayar besar jika saya bisa merealisasikannya. Plugin itu saya yang tulis. Jadi saya tahu bagaimana plugin itu bekerja, dan permintaan sang client masih memungkinkan direalisasikan di WordPress dan PHP. Maka mengapa saya harus berkata, “Tidak” ?
Ada komentar di Facebook Fan Page bahwa pemberi komentar ingin membeli plugin yang saya tulis. Dan dia ingin beberapa permintaan kecil, seperti membantunya menginstallkan plugin itu di websitenya. Menginstall plugin hanya membutuhkan waktu 3-5 menit. Jadi mengapa saya harus berkata, “Tidak” ?
Tentu saja, saya berkata, “Ya”. Saya akan melakukannya untuk Anda.
Tetapi ada problem serius ketika saya terus berkata, “Ya.” Kadang-kadang di saat saya sedang sangat sibuk dan tidak mungkin menerima pekerjaan lagi, saya tetap berkata, “Ya”.
Kadang-kadang ketika saya lagi bersama keluarga atau orang yang saya sayangi, saya tetap berkata, “Ya.” Meski pun dengan “Ya” saya kehilangan waktu bersama mereka.
Kadang-kadang karena saya berkata “Ya.” saya jatuh sakit. Karena saya lupa mengurus kesehatan karena pekerjaan tersebut.
Karena itu saya lagi belajar berkata “Tidak.” Karena itu lebih baik dari “Ya.” pada saat-saat tertentu.
Money makes it hard to say no.
Saya bercerita kepada teman saya bahwa saya ingin belajar berkata “Tidak”. Dan dia mengatakan bahwa saya akan banyak meninggalkan banyak uang di atas meja. ( metafora: artinya membuang kesempatan. ).Saya berpikir bahwa keputusan saya banyak yang salah. Saya merasa bahwa keputusan orang-orang terkadang mengarah ke arah jalan yang keliru. Ketika seharusnya kita berkata “Tidak”, kita malah berkata “Ya.” semata-mata karena uang. Kita semua membutuhkan uang. Kita menyukainya. Jadi menolak atau meninggalkannya, rasa-rasanya mustahil.
Jadi saya akan menerima proyek kecil itu dan kekurangan waktu beristirahat.
Jadi saya akan menulis kode pemograman dan menambah fitur plugin itu, dan peluncuran produk lain tertunda.
Jadi saya akan meninggalkan keluarga dan orang-orang yang saya sayangi, yang seharusnya saya bersama mereka di waktu itu.
Jadi saya akan melakukan pekerjaan yang tidak baik.
Praktek, Praktek dan Praktek
Saya akan berkata lagi bahwa saya akan belajar berkata “Tidak.” Saya juga ingin menantang Anda untuk belajar berkata, “Tidak.” di saat Anda ingin berkata, “Ya.” Karena kita tidak pernah tahu, “kemampuan” itu mungkin akan membantu kita.Saya akan belajar berkata tidak kepada hal-hal yang tidak baik.
Saya akan belajar berkata tidak untuk pekerjaan yang menurut saya tidak baik.
Saya akan berkata tidak ketika saya lagi bersama orang-orang yang saya sayangi, karena saya tahu uang tidak akan bisa membayar kenangan yang saya dapat bersama mereka.